Kursor

Cute Rocking Baby Monkey

Senin, 07 Mei 2012

PERNAH


Aku mengerahkan rasa yang kupunya pada ujung jemari. Membuatnya menari bersama hujan yang menyapa Bumi.
Kamu membenci hujan. Becek, lembab, basah dan membuatmu merana.
Namun kita sama-sama mencintai pelangi setelah hujan reda.
Hujan, tak selalu menghantarkan rindu.
Terkadang dia mengirimkan tetesan yang memukul dinding masa lalu. 
Aku pernah bertanya: bisakah hujan melarutkan rasa gundah?
Sayang, hujan terlalu malas untuk berbalas sapa.
Aku pernah mencintai hujan yang membantuku menyamarkan air mata.
Aku membenci kepalsuan tapi harus tersenyum walau duka meraja.
Bagiku, romantis bukan ketika menatap hujan yang merintik dalam gerak lambat.
Tapi merekam setiap senyum yang pernah kamu buat.
Aku pernah merasakan hangatmu memeluk sela jemari.
Memandang keluar jendela, menghitung sisa tetes hujan tadi. 
Kamu, jarang merangkai aksara indah.
Tapi kamu selalu berhasil mengusir airmata dan menghadirkan tawa. 
Namun, semua yang kini aku genggam hanyalah satu kata: pernah. Bisa kah kamu kembali menjadi kamu? Akankah kamu dan aku melebur menjadi kita?
                   karena aku tak pernah suka pada kata pernah.

Kalau hidup adalah pilihan, maka seharusnya bahagia itu sederhana. Sesederhana hatiku memilihmu.


KITA


Pertemuan pertama kita terekam jelas di otakku.
Aku sering memainkan adegan itu dalam gerak lambat.
Mengingat, mereka, dan merasakan setiap helai gerakanmu. Ingatkah kamu, waktu itu aku hampir celaka? Kamu ada di sana.
Aku ada di sana.
Terluka.
Kini, aku hanya ingin menghentikan waktu, dan mempigurakan senyummu yang selalu mampu membuatku tenang.
Walau dalam badai, meski dalam tangis, dan senja merah yang manis.
Mungkin kita adalah dua sisi koin yang ditakdirkan berpasangan.
Mungkin di saat seperti ini, kita baru paham seperti apa bentuk rindu yang menelusup pelan. Kala diam. Kala hening.
Kala malam.
Jika rasa ini memang nyata, maka ajari aku, tetap melaju tapi tak terjebak waktu.
Tetap berpusar tanpa harus terlempar.
Tetap mengalir tanpa harus berpikir
Kamu.
Ketika rumus fisika majal, matematika menemui ajal, kimia tak lagi berguna, dan biologi hanya kata tanpa arti. Kamu, ketika cinta menjelma menjadi satu definisi. Pasti.

ƪ(˘⌣˘)┐ ƪ(˘⌣˘)ʃ  ┌(˘⌣˘)ʃ

KAMU


Kadang ...
aku merasa kamu adalah keindahan yang tak terjamah.
Namun,
semakin lama kita bersama,
aku sadar,
keindahan yang sesungguhnya tak perlu mewah.
Sering, hanya dengan menatap senyummu, aku sudah merasa bahagia.
Aku menyukai semua yang kita punya saat ini.
Kehampaan yang dulu pernah singgah,
perlahan-lahan pergi, sejak kamu di sini.
Kamu tau kenapa kamu istimewa?
Karena kamu adalah jawaban dari istilah ‘bahagia itu sederhana…
Ah, cinta memang sederhana.
Manusia yang menjadikannya penuh ukiran rumit, dan berbelit-belit. :’)
  

(´⌣`ʃƪ)

Jumat, 06 April 2012

CINTA

Buatlah dirimu satu, berharga didepan 1 cinta
Dengan mengabdi pada 1 hati
Setia pada 1 nama
1 nama yang mampu membuatmu bahagia
Dan berikan cinta dengan setulusnya'
CINTA itu indah
CINTA itu keabadian
CINTA itu ungakapan sayang'
CINTA itu masa depan
CINTA itu kebahagiaan
CINTA itu AKU DAN KAMU
Tapi, Lupakanlah CINTA jika ia membuatmu kecewa
membuatmu sakit hati
lupakan RINDU jika ia mengoreskan kalbu
lupakan KASIH jika ia membuatmu letih
CINTA takkan hadir tanpa pertemuan
CINTA takkan tulus tanpa kejujuran
CINTA takkan suci tanpa keihlasan
CINTA takkan kekal tanpa ikatan
CINTA takkan abadi tanpa kesetiaan

Kamis, 05 April 2012

KENAPA ???

Siapakah kita? Siapakah aku? Kenapa kita dilahirkan ke dunia ini?
Kenapa kita besar dan sekolah? Buat apakah semua ini?
Dan, bagaimanakah akhirnya?
Semua pertanyaan ini mungkin tidak akan mendapat jawabannya hingga
kita menutup mata. 
Namun selama aku hidup, inilah yang aku percaya...
Bahwa aku ada karena cinta. Bahwa aku hidup untuk cinta. 
Dan suatu hari aku akan berpulang kembali ke cinta.
Cinta bukan berarti selalu tertawa.
Bukan berarti selalu bersedih.
Cinta bukan berarti selalu mengetahui.
Tapi, cinta berarti selalu memahami.
Siapakah kita? Siapakah aku?
Pada akhirnya, aku hanya bisa menjawab.
Bahwa jati diri kita hanyalah satu, yaitu cinta.
Karena, kalau bukan karena cinta, keberadaan kita di dunia pastilah kehilangan makna..

Ketakutan ku

Terdiam termenung dalam ruangan yg gelap
Dalam hidup yg kusam
Sudah tak kutemukan jati diri
Sampai kasihpun takku dapatkan
Apakah aku yang tak layak untuk dapatkan semua itu ???
Aku hanya manusia yang tak berdaya
manusia yang penuh kesalahan
Aku tak bisa berbuat apa2 lagi
Tanpamu aku lemah
Aku yang tak berdaya semakin takberdaya tanpa kamu
Hilang sudah semangat ku
Rapuh sudah hati ku ...
Kering sudah air mataku
Semua yang kuberikan untukmu hilang
Tak dapat lagi kasih yang tulus darimu
Hanya luka yang membekas dihati ini
Hanya tinggal bayangmu yang terus temani aku
Mendapingi ku mendekapku dengan erat
Ini yang ku takutkan sejak awal
akhirnya semua ini datang
" Aku takut kenal diri mu "
Karena aku takut mencintaimu
Dan saat mencintaimu aku takut kehilangan mu
Kini sudah terjadi semua
Hanya sesal yang kurasakan saat ini
Aku menyesal telah mengenalmu
Andai ku bisa memutar kembali waktu
Kan kuputar waktu
Saat kita tak saling mengenal
Tak saling mencintai agar kutidak kehilanganmu
Akan kutunda pertemuan kita
Agar kubisa Bersamamu lebih lama
TApi kini sudah terjadi
Hanya derai air mata yang menemani kepergian mu ...

Selasa, 20 Maret 2012

Jangan Pernah Melupakan

Jangan pernah menyesal
karena pernah mengenalku
aku telah menciptakan hari yang ajaib bagimu
kenang aku dalam langkah yang ceriah
Jangan pernah melupakan
bahwa kita pernah bersenda tawa
mengukir kisah menabjubkan
setelah lelah melepas kerja
Bagiku kamu adalah keindahan
bagimu aku adalah kehebatan
kita selalu hanyut dalam pujian
terhanyut mimpi yang kelak harus terjadi
Kamu pergi dengan langkah haru
dan akan bertemu lagi entah kapan
bungkus pengalaman yang kita kenal
menceritakannya kembali
waktu kita bertemu lagi
sayonara……
kawan yang tidak pernah menjadi kawan
kekasih yang tidak pernah menjadi kekasih
sampai jumpa dengan cerita yang lebih indah
di kemudian hari……….

Bersama

Kita merasakan tangan yang saling menggenggam
Tanpa tahu siapa yang menggenggam siapa
Keduanya saling berkelindan mengayun
Mengikuti nafas langkah kaki
Hingga kita sama-sama lupa
Rasanya berjalan tanpa bersama