PENG. ANIMASI & DESAIN GRAFIS
“Istilah Dasar Dalam Desain Grafis”
Disusun Oleh :
2.
NITHA TIARA PUTRI (17114992)
3.
MEYDI ANNISA (16114610)
UNIVERSITAS GUNADARMA
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
PTA 2016/2017
1. Dasar –
Dasar
Pewarnaan
Dalam pengolahan image, dikenal dua macam warna paling
populer yang menjadi standar internasional, yaitu RGB dan CMYK. RGB adalah
singkatan dari Red-Green-Blue (merah, hijau, biru) yaitu warna dasar yang
dijadikan patokan warna secara universal (primary colors). Dengan basis RGB,
seorang desainer bisa mengubah warna ke dalam kode-kode angka sehingga warna
tersebut akan tampil universal.
Gambar dasar pewarnaan 1.1
Dasar
warna ini menjadi standar pasti dalam konteks profesional, seorang desainer
tidak bisa mengatakan sebuah warna berdasar pertimbangan subektif, contoh: biru muda menurut
orang awam adalah birunya langit di siang yang cerah, hal ini bisa jadi berbeda
bagi orang lain dengan pertimbangan yang lain pula.
Untuk
menyamakan persepsi dalam definisi warna, perlu adanya standar internasional
dalam konteks kerja profesional. Dengan standar RGB, seorang desainer dapat
mengatakan warna dengan komposisi angka yang jelas, warna biru memiliki
komposisi perpaduan antara unsur Red, Green, Blue (merah,
hijau, biru) dengan derajat angka untuk R:115 G:221 B:240. Standar warna internasional lainnya yang digunakan untuk dunia percetakan adalah CMYK yang
merupakan singkatan dari Cyan (biru kehijau-hijauan),
Magenta (merah
keungu-unguan), dan Yellow (kuning), dan K mewakili warna hitam.
Seperti
halnya RGB, CMYK menggunakan standardisasi warna dalam koordinat. Rangenya
antara 0-100 sehingga kehadiran unsur K sangat menentukan. Berapapun koordinat
CMY-nya, selama K-nya 100 maka warna tersebut akan jadi warna hitam. CMYK
merupakan standar warna berbasis pigment-based, menyesuaikan diri dengan
standar industri printing. Sampai saat ini dunia cetak-mencetak memakai 4 warna
dasar dalam membuat warna apapun.
2. Perbedaan Dalam Grafis Vektor dan Bitmap
a)
Vektor
Merupakan gambar yang terbentuk bukan
dari kumpulan titik melainkan terbentuk dari sejumlah garis dan kurva. Karena
gambar jenis vektor ini bukan terdiri dari titik, maka
apabila tampilan gambar ini diperbesar tetap tidak akan kehilangan detailnya
sehingga kualitas gambarnya tetap baik. Contoh gambar ini adalah teks dan logo.
Perangkat lunak yang sering digunakan untuk mengolah gambar jenis
vektor ini adalah CorelDRAW, Freehand.
Monitor biasanya akan menampilkan
gambar dalam bentuk piksel, maka semua gambar baik jenis vektor maupun bitmap
akan ditampilkan dalam bentuk piksel.
b) Bitmap
Tampilan bitmap sering disebut
dengan gambar raster yaitu tampilan gambar yang terdiri dari titik-titik atau
piksel. Masing-masing piksel ini mempunyai lokasi serta warna tersendiri yang
secara keseluruhan membentuk sebuah tampilan gambar pada saat gambar
diperbesar. Kehalusan tampilan gambar ini sangat tergantung kepada resolusi
serta titik atau piksel yang membentuk gambar tersebut.
Apabila gambar ini diperbesar maka
ini kelihatan kotak-kotak, semakin besar tampilan gambar maka semakin besar
pula kotak-kotak tersebut, yang sebetulnya merupakan tampilan piksel yang
diperbesar. Contoh gambar bitmap antara lain photo, gambar-gambar hasil scanner
serta gambar yang dihasilkan dari software grafis seperti Adobe Photoshop,
Corel PHOTO-PAINT.
Perbedaan Grafis Berbasis Vektor dan Bitmap
1.
Gambar yang dihasilkan
- Vektor : Tersusun dari grafis
dan kurva sehingga gambar yang dihasilkan lebih halus jika dibandingkan dengan
gambar yang dihasilkan oleh grafis berbasis bitmap. Pada gambar berbasis vektor
jika diperbesar gambarnya akan tetap utuh dan halus.
- Bitmap : Gambar bitmap akan
kelihatan kasar dan pecah jika gambar diperbesar, karena bitmap sangat
tergantung pada pixel/titik yang menyusunnya.
2.
Ukuran file gambar
- Vektor : Membutuhkan memori kecil
dalam penyimpanan karena ukuran file yang dihasilkan lebih kecil.
- Bitmap : Memerlukan media
penyimpanan besar karena file yang dihasilkan akan banyak memakan
tempat.
3.
Kecepatan akses komputer
- Vektor : Lebih cepat karena
membutukan memori yang kecil.
- Bitmap : Lebih lambat karena
membutukan kapasitas memori yang besar.
Logo Garuda Indonesia
Airlines
Asal muasal nama
“Garuda” diberikan oleh Presiden Soekarno di mana nama tersebut diambil dari
sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; "Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die
zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya, “Saya
Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.
Logo tersebut juga
memiliki arti yaitu, Kepala Burung
Garuda melambangkan Lambang
Negara Republik Indonesia. Lima (5) Bulu Sayap melambangkan Pancasila yang
menjadi ideologi bangsa Indonesia. Kemudian Warna Biru yang digunakan Garuda
Indonesia melambangkan Langit Angkasa.
Di dalam pembuatan logo, Garuda
Indonesia juga mengalami perkembangan logo dieranya. Dapat dilihat pada tahun
1949 – 1969 : Garuda Klasik. Garuda
Indonesia berdiri ketika Indonesia sedang berada di masa perjuangan
mempertahankan kemerdekaan, ketika itu
Garuda Indonesia menggunakan logo Garuda klasik sebagai symbol identitas. Sisi atas pesawat
berwarna putih, dengan warna merah sepanjang jendela, hal ini melambangkan
bendera nasional Indonesia yang berwarna Merah
Putih.
Kemudian pada tahun
1969 – 1985: Logo Oranye. Di mana memasuki tahun
1970-an, Garuda Indonesia mengalami
modernisasi. Logo diperbaharui dengan tulisan “Garuda” dan garis berwarna oranye. Pada periode ini Garuda
Indonesia semakin banyak melayani masyarakat
di berbagai kota di Indonesia. Logo
disematkan baik di pesawat kecil seperti Fokker 27 dan DC-9, juga pada pesawat berbadan lebar
seperti DC-10, Boeing 747-200 dan Airbus A300B4. Logo ini segera menjadi akrab dengan
identitas baru Garuda Indonesia dan dikenal hingga ke berbagai penjuru dunia.
Selanjutnya pada
tahun 1985 – 2009: Logo Burung Moderen, untuk mengantisipasi
era persaingan terbuka dari industri penerbangan nasional dan dunia, Garuda
kembali mengubah logonya pada tahun 1985. Kali ini Logo Garuda Indonesia
menggambarkan burung modern yang dilengkapi dengan tulisan Garuda Indonesia.
Warna dominan pada logo ini adalah biru dan hijau, yang
diambil dari warna alam Indonesia.
Pada tahun 2009 –
Sekarang: Logo Sayap Alam memasuki fase pertumbuhan yang
berkesinambungan dan strategi lompatan besar, pada tahun 2009 Garuda Indonesia
memperbaharui identitas perusahaan agar menjadi lebih modern
dan segar. Hal ini diwujudkan dengan logo “Sayap Alam” yang disematkan
pada bagian ekor armadanya. Program ini juga dilengkapi dengan moderninasasi
armada, yaitu dengan mendatangkan pesawat baru Boeing 737-800NG, Airbus A330-200,
dan Bombardier CRJ1000 NextGen. Kini Garuda Indonesia memperkenalkan konsep
layanan baru yaitu "Garuda Indonesia
Experience". Dalam konsep baru ini, Garuda Indonesia menggabungkan
keramahan dan suasana khas Indonesia, yang berakar pada budaya bangsa.
Komentar Logo Garuda Indonesia
Airlines :
Keunikan
yang dimiliki Garuda terlihat pada logo baru dan nuansa warna Biru yang awalnya
bersimbolkan burung ikonik menjadi logo bersimbolkan sayap alam yang di desain sangat menarik. Tampilan logo
yang baru ini bermakna menangkap semangat keramahan Indonesia dan
profesionalisme yang dimiliki oleh
Garuda.
Logo garuda
terbaru diluncurkan dalam 2 versi, yaitu versi vertical dan versi horizontal.
Dalam versi horizontal logo Garuda
lebih tinggi jika dibandingkan dengan tulisan Garuda Indonesia, hal itu
dilakukan untuk memberikan makna pada logo Garuda Indonesia Airlines agar lebih
bisa terbang tinggi.
REFERENSI :