1.
Masyarakat
Perkotaan
Gambar
1.1
a)
Pengertian
Masyarakat
Masyarakat
dalam bahasa Inggris adalah society yang
pengertiannya mencangkup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa
kebersamaan. Istilah masyarakat disebut pula Sistem Sosial. Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian
masyarakat, berikut beberapa definisi masyarakat menurut para ahli :
1.
Menurut Selo Sumardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama
dan menhasiklan kebudayaan.
2.
Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3.
Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4.
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt,
masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama, tinggal disuatu wilayah tertentu, mempunyai
kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /
kumpulan manusia tersebut.
b)
Pengertian
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
perkotaan sering disebut urban community.
Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda
dengan masyarakat pedesaan.
Ciri – Ciri Masyarakat Perkotaan sebagai berikut :
- Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
- Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Manusia individual (perorangan). Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
- Jalan pikiran rasional, menyebabkan interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
- Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
- Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
- Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
- Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
c)
Perbedaan Desa dan Kota
Gambar 1.2
Dalam
masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994),
per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian
masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu
desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita
dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing
punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan”
pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara
singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut :
Masyarakat Pedesaan
|
Masyarakat Kota
|
|
|
Selain perbedaan diatas terdapat lagi perbedaan yang
lain antara desa dan kota yaitu :
- Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
- Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
- Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
- Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
- Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
- Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
- Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
d) Hubungan Desa dan
Kota
· Jumlah dan kepadatan penduduk
· Lingkungan hidup
· Mata pencaharian
· Corak kehidupan sosial
· Srtratifikasi sosial
· Mobilitas sosial
· Pola interaksi sosial
· Solidaritas sosial
· Kepedudukan dalam hierarki
administrasi nasional
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain, bahkan dalam
keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat
ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan, jumlah penduduk
semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Perkembangan kota merupakan
manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik,
secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya
mengandung 5 unsur yang meliputi :
Wisma : Unsure ini merupakan bagian
ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam
sekelilingnya, serta untuk melangsukan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
Karya : Unsure ini merupakan syarat
yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi
kehidupan bermasyarakat.
Marga : Unsure ini merupakan ruang
perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat
dengan tempat yang lainnya didalam kota.
Suka : Unsure ini merupakan bagian
dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hubiran,
rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
Penyempurna : Unsure ini merupakan
bagian yang paling penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup
ke dalam ke empat unsur termasuk fasilita pendidikan dan kesehatan, fasilitas
keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
Kota mempunyai juga peran dan fungsi dan fungsi eksternal, yakni seberapa jauh dan peranan kota
tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan
melingkupinya.
e) Aspek Positif dan negatif
Aspek positif
- Adanya peran saling melengkapi antara desa dan kota.
- Kota dan desa adalah saling membutuhkan.
- Kemajuan desa dapat memacu kemajuan kota begitu sebaliknya.
Aspek negatif
- Desa biasanya lebih direndahkan dari kota.
- Masyarakat kota biasanya tidak bisa menghargai adat yang ada di desa.
- Kesenjangan sosial yang jauh antar masyarakat kota dan desa dapat menyebabkan perpecahan.
2.
Masyarakat
Pedesaan
Gambar 1.3
a)
Pengertian
desa
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat pemerintahan sendiri, masyarakat pedesaan ditandai dengan
pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan
setiap warga / anggota masyarakat yang sangat kuat hakekatnya.
Ciri – Ciri Masyarakat Desa antara lain :
Ciri – Ciri Masyarakat Desa antara lain :
- Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
- Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
- Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
- Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya
- Sistem gotong royong, pembagian kerja tidak berdasarkan keahlian
- Cara bertani sangat tradisional dan tidak efisien karena belum mengenal mekanisasi dalam pertanian
- Golongan orang tua dalam masyarakat pedesaan memegang peranan penting
b)
Hakikat
dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Menurut Ferdinand Tonies: “Masyarakat pedesaan adalah
masayarakat gemeinschaft (paguyuban), dan paguyubanlah yang menyebabkan
orang-orang kota menilai sebagai masyarakat itu tenang harmonis, rukun dan
damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.”
c)
Kegiatan
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap
mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat
pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa
adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang
berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini
tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya
masyarakat sudah bekerja keras.
Tetapi para ahli lebih untuk memberikan perangsang-perangsang
yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan dan hal ini dipandang sangat
perlu. Dan dijaga agar cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta
kontinyu (diusahakan untuk menghindari masa-masa kosong bekerja karena berhubungan
dengan keadaan musim/iklim di Indonesia).
d)
Sistem
Nilai Budaya Petani Indonesia
- Pada dasarnya para petani menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi mereka menyadari bahwa keburukan harus dihadapi sebaik- baiknya dengan penuh usaha dan ikhtiar.
- Mereka beranggapan bahwa bekerja untuk hidup dan kedudukan jika perlu.
- Mereka berorientasi masa sekarang, kurang memperdulikan masa depan dan berharap datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka.
- Mereka menganggap bencana harus diterima dan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
- Untuk menghadapi masalah mereka bergotong-royong dalam menyelesaikannya.
3.
Urbanisasi
a)
Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau
dan kota kecil ke kota besar. Orang yang melakukan urbanisasi disebut urban.
Timbulnya perpindahan penduduk dan desa ke kota disebabkan oleh dua faktor,
yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota. Kota-kota di
Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar urbanisasi, yaitu Jakarta,
Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. Proses urbanibasi dapat menyangkut dua
aspek. yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi masyarakat kota dan perpindahan
penduduk dari desa ke kota.
b)
Sebab - Sebab Terjadinya Urbanisasi
Urbanisasi
atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi karena adanya daya tarik (pull
factors) dari perkotaan dan daya dorong (push factors) dari
perdesaan.
Faktor Pendorong dari Desa :
Faktor Pendorong dari Desa :
·
Faktor pendorong dan desa yang
menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.
·
Terbatasnya kesempatan kerja atau
lapangan kerja di desa.
·
Tanah pertanian di desa banyak yang
sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
·
Kehidupan pedesaan lebih monoton
(tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
·
Fasilitas kehidupan kurang tersedia
dan tidak memadai.
·
Upah kerja di desa rendah.
·
Timbulnya bencana desa, seperti
banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.
Faktor
Penarik dari Kota :
·
Faktor penarik dan kota yang
menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.
·
Kesempatan kerja lebih banyak
dibandingkan dengan di desa.
·
Upah kerja tinggi.
· Tersedia beragam fasilitas
kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi,
rekreasi, dan
pusat-pusat perbelanjaan.
pusat-pusat perbelanjaan.
·
Kota sebagai pusat pemerintahan,
perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
c)
Akibat Dari Urbanisasi
Terjadinya
urbanisasi membawa dampak positil dan negatif, baik bagi desa yang
ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni. Dampak positif urbanisasi
bagi desa (daerah asal) sebagai berikut.
·
Meningkatnya kesejahteraan penduduk
melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.
·
Mendorong pembangunan desa karena
penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
·
Bagi desa yang padat penduduknya,
urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
·
Mengurangi jumlah pengangguran di
pedesaan.
Adapun
dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:
·
Desa kekurangan tenaga kerja untuk
mengolah pertanian.
·
Perilaku yang tidak sesuai dengan
norma setempat sering ditularkan dan kehidupan kota.
·
Desa banyak kehilangan penduduk yang
berkualitas.
Dampak Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak positif dan dampak negatif.
Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
·
Kota dapat memenuhi kebutuhan akan
tenaga kerja.
·
Semakin banyaknya sumber daya
manusia yang berkualitas.
Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
·
Timbulnya pengangguran.
·
Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk
liar di tengah-tengah kota.
·
Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
·
Meningkatnya kejahatan, pelacuran,
perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.
d)
Usaha menanggulangi Urbanisasi
Banyaknya
problema akibat "urbanisasi" ini, tentunya menambah
persoalan yang perlu diselesaikan oleh pemerintah maupun masyarakat.
Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam pemecahannya terhadap masalah ini
antara lain, adalah:
1. Mengembalikan para penganggur di
kota ke desa masing-masing.
2. Memberikan keterampilan kerja
(usaha) produktif kepada angkatan kerja di daerah pedesaan.
3. Memberikan bantuan modal untuk usaha
produktif.
4. Mentransmigrasikan para penganggur
yang berada di perkotaan.
Selain
langkah-langkah tersebut di atas, juga dapat dilaksanakan berbagai upaya
preventif yang dapat mencegah terjadinya "urbanisasi", antara
lain:
1. Mengantisipasi perpindahan penduduk
dari desa ke kota, sehingga "urbanisasi" dapat ditekan.
2. Memperbaiki tingkat ekonomi daerah pedesaan, sehingga mereka mampu hidup dengan penghasilan yang diperoleh di desa.
3. Meningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan dan rekreasi di daerah pedesaan, sehingga membuat 1. 4. mereka kerasan 'betah' tinggal di desa mereka masing-masing.
2. Memperbaiki tingkat ekonomi daerah pedesaan, sehingga mereka mampu hidup dengan penghasilan yang diperoleh di desa.
3. Meningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan dan rekreasi di daerah pedesaan, sehingga membuat 1. 4. mereka kerasan 'betah' tinggal di desa mereka masing-masing.
Gambar 1.4
Tambahan :
Permasalahan yang biasanya terjadi didalam masyarakat
kota dan masyarakat desa :
1.
Masyarakat
Desa
Permasalahan yang biasanya terjadi
didalam masyarakat desa, pada dasarnya sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan
kita ini mengenal bermacam-macam gejala, diantaranya sebagai berikut:
a)
Pendidikan
Pada
dasarnya, pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan proses belajar
mengajar yang efektif dan bermanfaat serta menjadikan masyarakat pedesaan lebih
terbuka dan akses terhadap pendidikan. Seiring perkembangan zaman, pengertian
pendidikan pun mengalami perkembangan.
Sehingga,
pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara
esensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di
dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan
atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak
didik, tujuan dan lainnya.
Umumnya
masyarakat pedesaan kurang begitu sadar akan pentingnya pendidikan, Mereka
lebih memilih mengajak anak-anak mereka berkebun atau bertani, ketimbang
menyekolahkan mereka. Alhasil banyak dari masyarakat pedesaan yang buta tulis
dan hitung. Oleh karena itu taraf hidup masyarakat pedesaan relative
Salah satu
kendala yang telah disadari oleh pemerintah dalam bidang pendidikan di tanah
air adalah kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses terutama pendidikan. Hal
ini yang menyebabkan kesadaran masyarakat di desa sangat kurang dan tidak
antusias serta memahami akan pentingnya pendidikan.
Selain itu,
kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama
menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu :
1. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat
pendidikannya sangat rendah.
2. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan
biasanya kalah bersaing dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya.
3. Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada
bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya.
4. Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan
biasanya timbul pengelolaan yang tidak efisien. Hal ini terlihat dimana
pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya,
tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya,
termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan
dilaksanakan oleh pranata pemerintah.
Manfaat
pendidikan bagi masyarakat pedesaan sebagai instrumen pembebas, yakni
membebaskan masyarakat pedesaan dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan,
kebodohan, dan penindasan. Selain itu, pendidikan yang baik seharusnya
berfungsi pula sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat desa khususnya
guna menghadapi masa depan. Pendidikan difokuskan melalui sekolah, pesantren,
kursus-kursus yang didirikan di pedesaan yang masyarakatnya masih ‘buta’ akan
ilmu.
Masyarakat pedesaan yang
terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah
dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam
pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan
pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam
manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesajahteraan hidup yang
berkelanjutan.
b)
Tingginya
angka kemiskinan
Dalam upaya percepatan pembangunan
di segala bidang masih terdapat beberapa kendala,antara lain masih tingginya
angka penduduk miskin, walaupun selama empat tahun terakhir jumlah penduduk
miskin mengalami penurunan sekitar 19,51% dari jumlah penduduk miskin tahun
2001 yaitu sebanyak 164.125 jiwa. Dari penurunan jumlah penduduk miskin
tersebut sampai pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin masih sebanyak
132.125 jiwa atau 24,28 %.
c)
Rendahnya
kualitas Sumber Daya Manusia
Peningkatan layanan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kompetensi anak didik. Output layanan
pendidikan dengan pendekatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) masih menunjukkan kondisi yang jauh dari harapan. Indek Pembangunan Manusia komponen
pendidikan tahun 2004 menunjukkan angka 6,18 tahun atau masih lebih rendah dari
rata-rata IPM Jawa Timur dengan capai 6,55. Namun bila dibandingkandengan IPM
tahun 2003 terdapat kenaikan 0,13. Demikian pula segi kesehatan. masih banyak yang perlu mendapatkan perhatian, khususnya angka kematian ibu dan anak dan
kesakitan malaria masih relatif tingginya.
2.
Masyarakat
Kota
Permasalahan yang biasanya terjadi didalam masyarakat kota
diantaranya sebagai berikut :
a) Banjir
Penyebab
banjir di DKI Jakarta, secara umum terjadi karena dua faktor utama yakni faktor
alam dan faktor manusia. Penyebab banjir dari faktor alam antara lain karena
lebih dari 40% kawasan di DKI Jakarta berada di bawah muka air laut pasang.
Sehingga Jakarta Utara akan menjadi sangat rentan terhadap banjir saat
ini. Berbagai faktor penyebab memburuknya kondisi banjir Jakarta saat itu ialah
pertumbuhan permukiman yang tak terkendali disepanjang bantaran sungai, sedimentasi
berat serta tidak berfungsinya kanal-kanal dan sistem drainase yang memadai.
Kondisi ini diperparah oleh kecilnya kapasitas tampung sungai saat ini
dibanding limpasan (debit) air yang masuk ke Jakarta. Kapasitas sungai
dan saluran makro ini disebabkan karena konversi badan air untuk perumahan,
sedimentasi dan pembuangan sampah secara sembarangan
b) Urbanisasi
Berdasarkan
survei penduduk antar sensus (Supas) 1995, tingkat urbanisasi di Indonesia
padatahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti bahwa 35,91 persen penduduk
Indonesia tinggal didaerah perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari sekitar
22,4 persen pada tahun 1980 yanglalu. Sebaliknya proporsi penduduk yang tinggal
di daerah pedesaan menurun dari 77,6 persen pada tahun 1980 menjadi 64,09
persen pada tahun 1995.Meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan membawa dampak
yang sangat besar kepadatingkat kenyamanan yang tinggi. Kota seperti Jakarta
misalnya tidak dirancang untuk melayanimobilitas penduduk lebih dari 10 juta
orang. Dengan jumlah penduduk lebih dari 8 juta penduduk saat ini,
ditambah dengan 4-6 juta penduduk yang melaju dari berbagai kota
sekitar Jakarta, menjadikan Jakarta sangatlah sesak.
c) Kriminalitas
Kejahatan
atau kriminalitas di kota-kota besar sudah menjadi permasalahan sosial yang membuat
semua warga yang tinggal atau menetap menjadi resah, karena tingkat
kriminalitas yang terus meningkat setiap tahunnya.faktor penyebab Tingkat
pengangguran yang tinggi , Kurangnya lapangan pekerjaan membuat tingkat
kriminal juga meningkat karena kurangnya lapangan pekerjaan danKemiskinan yang
dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir untuk melakukan
tindakan kriminalitas.
Jika kalian
tinggal didesa apakah anda ingin pindah ke kota, berikan alasannya :
Jika saya tinggal didesa saya ingin pindah
kekota, dengan alasan untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas,
dan mengembangkan kemampuan serta potensi yang sudah dimiliki. Agar setelah
mendapatkan wawasan dan keterampilan yang lebih baik, dapat diterapkan dan
dipraktekan di desa atau ditempat tinggal sebelumnya.
Maka dari itu kita
pindah kekota bukan hanya mencari kehidupan yang lebih layak dibandingkan
kehidupan didesa, tetapi juga mencari tahu kenapa banyak orang yang sukses dan
bisa berhasil dikota, padahal dalam segi SDM sendiri, SDM desa biasanya lebih
baik dibandingkan kota, karena rendahnya upah kerja didesa banyak yang lebih
memilih tinggal dan menetap dikota. Sebaiknya mereka yang telah mengetahui bagaimana
kemajuan dikota, mereka membangun kemajuan di desa itu sendiri, serta mendidik
masyarakat desa agar lebih terampil dalam bekerja, dan menyediakan lapangan
pekerjaan dengan upah yang cukup, sehingga mereka tidak pelu jauh-jauh untuk
mencari pekerjaan dan pindah ke kota.
Dengan begitu untuk generasi
berikutnya tidak perlu pindah kekota, karena telah tersedia banyak lapangan
pekerjaan yang layak dengan upah yang cukup tinggi di desanya, dengan seperti ini
keduanya mendapatkan untung.
1. Desa semakin berkembang dan maju.
2. Desa juga tak kehilanggan orang-orang yang
berkualitas, karena upah kerja didesa sudah sebanding dengan upah kerja dikota.
3. Karena dengan banyaknya lapangan kerja didesa dan upah
yang layak, maka itu akan mengurangi perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) serta mengurangi jumlah
penganggguran didesa.
Begitupun di kota :
1. Kota tidak akan penuh dan sesak dengan manusia, karena
semakin lama semakin banyak orang yang memilih tinggal dikota.
2. Berkurangnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di
tengah-tengah kota, karena sebagian tunawisma itu berasal dari prnduduk desa
yang pindah dikota dan tidak mendapatkan pekerjaan yang baik dikota.
3.
Dengan berkurangnya urbanisasi maka akan berkurang juga kemacetan lalu lintas di kota.
4.
Menurunnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk
masalah sosial lainnya di kota.
Sumber :
http://andiweb3.wordpress.com/2012/04/19/sosiologi-sebagai-ilmu-tentang-masyarakat/
http://fikrigundar.blogspot.com/2012/01/pengertian-masyarakat-perkotaan.html
http://fadlyghopal.wordpress.com/2010/12/04/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/
http://bimanovakh.blogspot.com/2011/01/masyarakat-perkotaan-aspek-aspek.html
http://fharyhadiyan.wordpress.com/2010/11/07/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat-perkotaan/
http://unsurdesadanfungsidesa.blogspot.com/
http://lorentfebrian.wordpress.com/semua-halaman-saya/perbedaan-masyarakat-kota-dengan-masyarakat-desa/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia.html
http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/06/pengertian-masyarakat-perkotaan.html
http://www.scribd.com/doc/42585724/MASYARAKAT-PEDESAAN-DAN-MASYARAKAT-PERKOTAAN
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/hubungan-desa-kota-hubungan-pedesaan.html
Utoyo, Bambang. 2006. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII SMA/MA Program IPS. Bandung: Setia Purna Inves