Kursor

Cute Rocking Baby Monkey

Minggu, 09 November 2014

MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN

1.       Masyarakat Perkotaan


Gambar 1.1

a)        Pengertian Masyarakat

Masyarakat dalam bahasa Inggris adalah society yang pengertiannya mencangkup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Istilah masyarakat disebut pula Sistem Sosial. Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat, berikut beberapa definisi masyarakat menurut para ahli :

1.        Menurut Selo Sumardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menhasiklan kebudayaan.
2.        Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3.        Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4.        Menurut Paul B. Horton & C. Hunt,  masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal disuatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.


b)       Pengertian Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

 Ciri – Ciri Masyarakat Perkotaan sebagai berikut :

  1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
  2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Manusia individual (perorangan). Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
  3. Jalan pikiran rasional, menyebabkan interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada  faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
  4. Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
  5. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
  6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
  7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.



c)        Perbedaan Desa dan Kota

Gambar 1.2

Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut :


Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Kota
  1. Perilaku homogen 
  2. Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan 
  3. Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status 
  4. Isolasi sosial, sehingga statik Kesatuan dan keutuhan kultural 
  5. Banyak ritual dan nilai-nilai sakral 
  6. Kolektivisme
  1. Perilaku heterogen 
  2. Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan 
  3. Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi 
  4. Mobilitas sosial, sehingga dinamik 
  5. Kebauran dan diversifikasi kultural 
  6. Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular 
  7. Individualisme


Selain perbedaan diatas terdapat lagi perbedaan yang lain antara desa dan kota yaitu :
  1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam. 
  2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha. 
  3. Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan. 
  4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri. 
  5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen. 
  6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial. 
  7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.

d)        Hubungan Desa dan Kota
·      Jumlah dan kepadatan penduduk 
·      Lingkungan hidup 
·      Mata pencaharian
·      Corak kehidupan sosial
·      Srtratifikasi sosial
·      Mobilitas sosial
·      Pola interaksi sosial
·      Solidaritas sosial
·      Kepedudukan dalam hierarki administrasi nasional

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain, bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan, jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik, secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :

Wisma : Unsure ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsukan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.

Karya : Unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.

Marga : Unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat yang lainnya didalam kota.

Suka : Unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hubiran, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.

Penyempurna : Unsure ini merupakan bagian yang paling penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam ke empat unsur termasuk fasilita pendidikan dan kesehatan, fasilitas keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.

Kota mempunyai juga peran dan fungsi dan fungsi eksternal, yakni seberapa jauh dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya.

e)       Aspek Positif dan negatif
       Aspek positif
  • Adanya peran saling melengkapi antara desa dan kota. 
  • Kota dan desa adalah saling membutuhkan.
  • Kemajuan desa dapat memacu kemajuan kota begitu sebaliknya.

       Aspek negatif
  • Desa biasanya lebih direndahkan dari kota. 
  • Masyarakat kota biasanya tidak bisa menghargai adat yang ada di desa.
  • Kesenjangan sosial yang jauh antar masyarakat kota dan desa dapat menyebabkan perpecahan.

2.       Masyarakat Pedesaan


Gambar 1.3

a)            Pengertian desa
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri, masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga / anggota masyarakat yang sangat kuat hakekatnya. 

Ciri – Ciri Masyarakat Desa antara lain :
  1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam    dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya. 
  2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan 
  3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian 
  4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya 
  5. Sistem gotong royong, pembagian kerja tidak berdasarkan keahlian 
  6. Cara bertani sangat tradisional dan tidak efisien karena belum mengenal mekanisasi dalam pertanian 
  7. Golongan orang tua dalam masyarakat pedesaan memegang peranan penting

b)           Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Menurut Ferdinand Tonies: “Masyarakat pedesaan adalah masayarakat gemeinschaft (paguyuban), dan paguyubanlah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.”

c)            Kegiatan Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.
Tetapi para ahli lebih untuk memberikan perangsang-perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan dan hal ini dipandang sangat perlu. Dan dijaga agar cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta kontinyu (diusahakan untuk menghindari masa-masa kosong bekerja karena berhubungan dengan keadaan musim/iklim di Indonesia).

d)           Sistem Nilai Budaya Petani Indonesia 
  1. Pada dasarnya para petani menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi mereka menyadari bahwa keburukan harus dihadapi sebaik- baiknya dengan penuh usaha dan ikhtiar. 
  2. Mereka beranggapan bahwa bekerja untuk hidup dan kedudukan jika perlu. 
  3. Mereka berorientasi masa sekarang, kurang memperdulikan masa depan dan berharap datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka. 
  4. Mereka menganggap bencana harus diterima dan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya. 
  5. Untuk menghadapi masalah mereka bergotong-royong dalam menyelesaikannya.


3.       Urbanisasi
a)   Pengertian Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota besar. Orang yang melakukan urbanisasi disebut urban. Timbulnya perpindahan penduduk dan desa ke kota disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota. Kota-kota di Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar urbanisasi, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. Proses urbanibasi dapat menyangkut dua aspek. yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi masyarakat kota dan perpindahan penduduk dari desa ke kota.

b)   Sebab - Sebab Terjadinya Urbanisasi
Urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan dan daya dorong (push factors) dari perdesaan.

Faktor Pendorong dari Desa :
·       Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.
·       Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.
·       Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
·       Kehidupan pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
·       Fasilitas kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.
·       Upah kerja di desa rendah.
·       Timbulnya bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.
Faktor Penarik dari Kota :
·       Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.
·       Kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
·       Upah kerja tinggi.
·       Tersedia beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi,  rekreasi, dan
        pusat-pusat perbelanjaan.
·       Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

c)    Akibat Dari Urbanisasi
Terjadinya urbanisasi membawa dampak positil dan negatif, baik bagi desa yang ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni. Dampak positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut.
·       Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.
·       Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
·       Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
·       Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.

Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:
·       Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
·       Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat sering ditularkan dan kehidupan kota.
·       Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.

Dampak Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
·           Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.
·           Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.

  Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
·           Timbulnya pengangguran.
·           Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
·           Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
·           Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.

d)   Usaha menanggulangi Urbanisasi
Banyaknya problema akibat "urbanisasi" ini, tentunya menambah persoalan yang perlu diselesaikan oleh pemerintah maupun masyarakat. Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam pemecahannya terhadap masalah ini antara lain, adalah:
1.    Mengembalikan para penganggur di kota ke desa masing-masing.
2.    Memberikan keterampilan kerja (usaha) produktif kepada angkatan kerja di daerah pedesaan.
3.    Memberikan bantuan modal untuk usaha produktif.
4.    Mentransmigrasikan para penganggur yang berada di perkotaan.

Selain langkah-langkah tersebut di atas, juga dapat dilaksanakan berbagai upaya preventif yang dapat mencegah terjadinya "urbanisasi", antara lain:
1.    Mengantisipasi perpindahan penduduk dari desa ke kota, sehingga "urbanisasi" dapat ditekan. 
2.    Memperbaiki tingkat ekonomi daerah pedesaan, sehingga mereka mampu hidup dengan penghasilan yang diperoleh di desa. 
3.    Meningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan dan rekreasi di daerah pedesaan, sehingga membuat 1.    4.    mereka kerasan 'betah' tinggal di desa mereka masing-masing.


Gambar 1.4
Tambahan     :
Permasalahan yang biasanya terjadi didalam masyarakat kota dan masyarakat desa :
1.        Masyarakat Desa
Permasalahan yang biasanya terjadi didalam masyarakat desa, pada dasarnya sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, diantaranya sebagai berikut:
a)   Pendidikan
Pada dasarnya, pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan bermanfaat serta menjadikan masyarakat pedesaan lebih terbuka dan akses terhadap pendidikan. Seiring perkembangan zaman, pengertian pendidikan pun mengalami perkembangan.
Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara esensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya.
Umumnya masyarakat pedesaan kurang begitu sadar akan pentingnya pendidikan, Mereka lebih memilih mengajak anak-anak mereka berkebun atau bertani, ketimbang menyekolahkan mereka. Alhasil banyak dari masyarakat pedesaan yang buta tulis dan hitung. Oleh karena itu taraf hidup masyarakat pedesaan relative
Salah satu kendala yang telah disadari oleh pemerintah dalam bidang pendidikan di tanah air adalah kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses terutama pendidikan. Hal ini yang menyebabkan kesadaran masyarakat di desa sangat kurang dan tidak antusias serta memahami akan pentingnya pendidikan.
Selain itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu :
1.  Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat rendah.
2. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing dengan  kebutuhan pembangunan bidang lainnya.
3.  Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya.
4. Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak efisien. Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah.
Manfaat pendidikan bagi masyarakat pedesaan sebagai instrumen pembebas, yakni membebaskan masyarakat pedesaan dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan penindasan. Selain itu, pendidikan yang baik seharusnya berfungsi pula sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat desa khususnya guna menghadapi masa depan. Pendidikan difokuskan melalui sekolah, pesantren, kursus-kursus yang didirikan di pedesaan yang masyarakatnya masih ‘buta’ akan ilmu.
Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesajahteraan hidup yang berkelanjutan.

b)   Tingginya angka kemiskinan
Dalam upaya percepatan pembangunan di segala bidang masih terdapat beberapa kendala,antara lain masih tingginya angka penduduk miskin, walaupun selama empat tahun terakhir jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sekitar 19,51% dari jumlah penduduk miskin tahun 2001 yaitu sebanyak 164.125 jiwa. Dari penurunan jumlah penduduk miskin tersebut sampai pada tahun 2005  jumlah penduduk miskin masih sebanyak 132.125 jiwa atau 24,28 %. 

c)    Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
Peningkatan layanan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kompetensi anak didik. Output layanan pendidikan dengan pendekatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) masih  menunjukkan kondisi yang jauh dari harapan. Indek Pembangunan Manusia komponen pendidikan tahun 2004 menunjukkan angka 6,18 tahun atau masih lebih rendah dari rata-rata IPM Jawa Timur dengan capai 6,55. Namun bila dibandingkandengan IPM tahun 2003 terdapat kenaikan 0,13. Demikian pula segi kesehatan. masih banyak yang perlu mendapatkan perhatian, khususnya angka kematian ibu dan anak dan kesakitan malaria masih relatif tingginya.

2.        Masyarakat Kota
Permasalahan yang biasanya terjadi didalam masyarakat kota diantaranya sebagai berikut :
a)   Banjir
Penyebab banjir di DKI Jakarta, secara umum terjadi karena dua faktor utama yakni faktor alam dan faktor manusia. Penyebab banjir dari faktor alam antara lain karena lebih dari 40% kawasan di DKI Jakarta berada di bawah muka air laut pasang.  Sehingga Jakarta Utara akan menjadi sangat rentan terhadap banjir saat ini. Berbagai faktor penyebab memburuknya kondisi banjir Jakarta saat itu ialah pertumbuhan permukiman yang tak terkendali disepanjang bantaran sungai, sedimentasi berat serta tidak berfungsinya kanal-kanal dan sistem drainase yang memadai. Kondisi ini diperparah oleh kecilnya kapasitas tampung sungai saat ini dibanding limpasan (debit) air yang masuk ke Jakarta.  Kapasitas sungai dan saluran makro ini disebabkan karena konversi badan air untuk perumahan, sedimentasi dan pembuangan sampah secara sembarangan
b)   Urbanisasi
Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 1995, tingkat urbanisasi di Indonesia padatahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti bahwa 35,91 persen penduduk Indonesia tinggal didaerah perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari sekitar 22,4 persen pada tahun 1980 yanglalu. Sebaliknya proporsi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan menurun dari 77,6 persen pada tahun 1980 menjadi 64,09 persen pada tahun 1995.Meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan membawa dampak yang sangat besar kepadatingkat kenyamanan yang tinggi. Kota seperti Jakarta misalnya tidak dirancang untuk melayanimobilitas penduduk lebih dari 10 juta orang. Dengan jumlah penduduk lebih dari 8 juta penduduk saat ini, ditambah dengan 4-6 juta penduduk yang melaju dari berbagai kota sekitar Jakarta, menjadikan Jakarta sangatlah sesak.
c)    Kriminalitas
Kejahatan atau kriminalitas di kota-kota besar sudah menjadi permasalahan sosial yang membuat semua warga yang tinggal atau menetap menjadi resah, karena tingkat kriminalitas yang terus meningkat setiap tahunnya.faktor penyebab Tingkat pengangguran yang tinggi , Kurangnya lapangan pekerjaan membuat tingkat kriminal juga meningkat karena kurangnya lapangan pekerjaan danKemiskinan yang dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir untuk melakukan tindakan kriminalitas.

Jika kalian tinggal didesa apakah anda ingin pindah ke kota, berikan alasannya :

Jika saya tinggal didesa saya ingin pindah kekota, dengan alasan untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas, dan mengembangkan kemampuan serta potensi yang sudah dimiliki. Agar setelah mendapatkan wawasan dan keterampilan yang lebih baik, dapat diterapkan dan dipraktekan di desa atau ditempat tinggal sebelumnya.
Maka dari itu kita pindah kekota bukan hanya mencari kehidupan yang lebih layak dibandingkan kehidupan didesa, tetapi juga mencari tahu kenapa banyak orang yang sukses dan bisa berhasil dikota, padahal dalam segi SDM sendiri, SDM desa biasanya lebih baik dibandingkan kota, karena rendahnya upah kerja didesa banyak yang lebih memilih tinggal dan menetap dikota. Sebaiknya mereka yang telah mengetahui bagaimana kemajuan dikota, mereka membangun kemajuan di desa itu sendiri, serta mendidik masyarakat desa agar lebih terampil dalam bekerja, dan menyediakan lapangan pekerjaan dengan upah yang cukup, sehingga mereka tidak pelu jauh-jauh untuk mencari pekerjaan dan pindah ke kota.
Dengan begitu untuk generasi berikutnya tidak perlu pindah kekota, karena telah tersedia banyak lapangan pekerjaan yang layak dengan upah yang cukup tinggi di desanya, dengan seperti ini keduanya mendapatkan untung.
1.       Desa semakin berkembang dan maju.
2.     Desa juga tak kehilanggan orang-orang yang berkualitas, karena upah kerja didesa sudah sebanding dengan upah kerja dikota.
3.     Karena dengan banyaknya lapangan kerja didesa dan upah yang layak, maka itu akan mengurangi perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) serta mengurangi jumlah penganggguran didesa.

Begitupun di kota :
1.       Kota tidak akan penuh dan sesak dengan manusia, karena semakin lama semakin banyak orang  yang memilih tinggal dikota.
2.    Berkurangnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota, karena sebagian           tunawisma itu berasal dari prnduduk desa yang pindah dikota dan tidak mendapatkan pekerjaan yang baik dikota.
3.        Dengan berkurangnya urbanisasi maka akan berkurang juga kemacetan lalu lintas di kota.
4.        Menurunnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya di kota.


Sumber   :

http://andiweb3.wordpress.com/2012/04/19/sosiologi-sebagai-ilmu-tentang-masyarakat/
http://fikrigundar.blogspot.com/2012/01/pengertian-masyarakat-perkotaan.html
http://fadlyghopal.wordpress.com/2010/12/04/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/
http://bimanovakh.blogspot.com/2011/01/masyarakat-perkotaan-aspek-aspek.html
http://fharyhadiyan.wordpress.com/2010/11/07/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat-perkotaan/
http://unsurdesadanfungsidesa.blogspot.com/
http://lorentfebrian.wordpress.com/semua-halaman-saya/perbedaan-masyarakat-kota-dengan-masyarakat-desa/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia.html
http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/06/pengertian-masyarakat-perkotaan.html
http://www.scribd.com/doc/42585724/MASYARAKAT-PEDESAAN-DAN-MASYARAKAT-PERKOTAAN
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/hubungan-desa-kota-hubungan-pedesaan.html
Utoyo, Bambang. 2006. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII SMA/MA Program IPS. Bandung: Setia Purna Inves