A.
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi atau jumlah
penduduk baik pertambahan maupun penurunan yang dapat dihitung sebagai perubahan
dalam sebuah populasi.
Indikator tingkat
pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu
wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah
penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak
hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya
mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah
penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk
dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren
fertilitas, mortalitas dan migrasi.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN PENDUDUK
1. Faktor demografi, meliputi
kelahiran (Fertilitas), kematian (Mortalitas), dan perpindahan (Migrasi).
Kelahiran bersifat menambah kematian bersifat mengurangi dan migrasi dapat
bersifat menambah (migrasi masuk) dan dapat pula bersifat mengurangi (migrasi
keluar).
2. Secara tidak langsung pertumbuhan penduduk juga dipengaruhi oleh Faktor non demografi, meliputi kesehatan, keadaan ekonomi penduduk, dan pendidikan.
2. Secara tidak langsung pertumbuhan penduduk juga dipengaruhi oleh Faktor non demografi, meliputi kesehatan, keadaan ekonomi penduduk, dan pendidikan.
C.
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
1.
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan
di Indonesia
Pada zaman batu dan zaman logam upaya
menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia, sungguh berliku-liku
dan memerlukan waktu pembahasan yang sangt panjang. Berdasarkan
pendapat-pendapat ahli prehistoric, ternyata bahwa zaman batu terbagi dalam :
a)
Zaman batu tua (palaeolitikum)
b)
Zaman batu muda (neolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk
ataupun permukaan peralatan masih kasar misalnya kapak genggam. Kapak genggam
sebelumnya kita kenal dari eropa,afrika,asia tengah sampai ke india, tapi kapak
genggam semacam ini tidak didapati orang di Asia tenggara.berdasarkan
penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa proto Austronesia pembawa
kebudayaan neolithikum berupa kapak batu besar maupun kecil bersegi-segi
itu berasal dari cina selatan, menyabar kearah selatan dan sampai ke
semenanjung malaka.
Pada zaman batu muda (neolitikum) benar-benar
membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Mereka,mulai hidup menetap, membuat
rumah. Membentuk kelompok masyarakat desa.bertani dan berternak untuk dapat
memenuhhi kebutuhan hidup. Paa zaman batu muda ini telah mengenal dan memiliki
kepandaian mencairkan logam dari biji besi. Dan menuangkan ke dalam cetakan dan
di dinginkan.oleh karena itu merekan dapat membuat aneka
ragam senjata berburu dan berperang serta alat-alat lain yang mereka perlukan.
2.
Kebudayaan Hindu – Budha - Islam Di Indonesia
Fakta
tentang Proses Interaksi Masyarakat Indonesia sebagai daerah yang dilalui jalur perdagangan memungkinkan bagi
para pedagang India untuk tinggal di kota pelabuhan-pelabuhan di Indonesia.
Mereka pun melakukan interaksi dengan penduduk setempat di luar hubungan
dagang. Masuknya pengaruh budaya dan agama Hindu-Budha di Indonesia dapat
dibedakan atas 3 periode sebagai berikut :
1)
Periode
Awal (Abad V-XI M)
Pada periode
ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih terasa serta menonjol sedang unsur /
ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat dengan banyak ditemukannya
patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di kerajaan-kerajaan seperti
Kutai, Tarumanegara dan Mataram Kuno.
2)
Periode
Tengah (Abad XI-XVI M)
Pada
periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia berimbang. Hal tersebut disebabkan
karena unsur Hindu-Budha melemah sedangkan unsur Indonesia kembali menonjol
sehingga keberadaan ini menyebabkan munculnya sinkretisme (perpaduan dua atau
lebih aliran). Hal ini terlihat pada peninggalan zaman kerajaaan Jawa Timur seperti
Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa Timur lahir aliran Tantrayana yaitu
suatu aliran religi yang merupakan sinkretisme antara kepercayaan Indonesia
asli dengan agama Hindu-Budha. Raja bukan sekedar pemimpin tetapi merupakan
keturunan para dewa. Candi bukan hanya rumah dewa tetapi juga makam leluhur.
3)
Periode
Akhir (Abad XVI-sekarang)
Pada
periode ini, unsur Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan periode sebelumnya,
sedangkan unsur Hindu-Budha semakin surut karena perkembangan politik ekonomi di
India. Di Bali kita dapat melihat bahwa Candi yang menjadi pura tidak hanya
untuk memuja dewa. Roh nenek moyang dalam bentuk Meru Sang Hyang Widhi Wasa
dalam agama Hindu sebagai manifestasi Ketuhanan Yang Maha Esa. Upacara Ngaben
sebagai objek pariwisata dan sastra lebih banyak yang berasal dari Bali bukan
lagi dari India.
Masuknya
budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya Akulturasi. Akulturasi
merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan bertemu dapat hidup
berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari
kedua kebudayaan tersebut. Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak
diterima begitu saja melainkan melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan
kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli.
Hal ini disebabkan karena:
1.
Masyarakat
Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga
masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan
Indonesia.
2. Kecakapan
istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius merupakan kecakapan
suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah
unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pengaruh
kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di
Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih
terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses
pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Hasil akulturasi
tersebut tampak pada.
1)
Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta.
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta.
2)
Ekonomi
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.
3)
Sistem Pemerintahan
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.
4)
Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.
5)
Kepercayaan
Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya agama Hindu-Budha mendorong masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham lama seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha.
Contoh :
Di Jawa Timur berkembang aliran Tantrayana seperti yang dilakukan Kertanegara dari Singasari yang merupakan penjelmaaan Siwa. Kepercayaan terhadap roh leluhur masih terwujud dalam upacara kematian dengan mengandakan kenduri 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun dan 1000 hari, serta masih banyak hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Jawa.
Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya agama Hindu-Budha mendorong masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham lama seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha.
Contoh :
Di Jawa Timur berkembang aliran Tantrayana seperti yang dilakukan Kertanegara dari Singasari yang merupakan penjelmaaan Siwa. Kepercayaan terhadap roh leluhur masih terwujud dalam upacara kematian dengan mengandakan kenduri 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun dan 1000 hari, serta masih banyak hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Jawa.
6)
Seni dan Budaya
Pengaruh kesenian India terhadap kesenian Indonesia terlihat jelas pada bidang-bidang dibawah ini:
Pengaruh kesenian India terhadap kesenian Indonesia terlihat jelas pada bidang-bidang dibawah ini:
v Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
v Seni Rupa
Seni rupa tampak berupa patung dan relief.
Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan). Selain patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia.
Seni rupa tampak berupa patung dan relief.
Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan). Selain patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia.
v Seni Sastra dan Aksara
Periode awal di Jawa Tengah pengaruh sastra Hindu cukup kuat.
Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India.
Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari antara Pandawa melawan Kurawa. Para ahli berpendapat bahwa isi sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja Kediri.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Bahasa Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra India. Mengalami akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Pallawa yang dimodifikasi sesuai dengan pengertian dan selera Jawa sehingga menjadi aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno. Perkembangannya menjadi aksara Jawa sekarang serta aksara Bali. Di kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari.
Tampak pada karya sastra di Selat Malaka dan Pulau Jawa.
Karya sastra yang berkembang:
Periode awal di Jawa Tengah pengaruh sastra Hindu cukup kuat.
Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India.
Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari antara Pandawa melawan Kurawa. Para ahli berpendapat bahwa isi sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja Kediri.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Bahasa Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra India. Mengalami akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Pallawa yang dimodifikasi sesuai dengan pengertian dan selera Jawa sehingga menjadi aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno. Perkembangannya menjadi aksara Jawa sekarang serta aksara Bali. Di kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari.
Tampak pada karya sastra di Selat Malaka dan Pulau Jawa.
Karya sastra yang berkembang:
1)
Suluk,
yaitu karya sastra yang berisi ajaran-ajaran tasawuf. Contoh : Suluk Sukrasa,
Suluk Wujil
2)
Hikayat,
yaitu dongeng atau cerita rakyat yang sudah ada sebeluym masuknya Islam.
Contoh: Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Panji Semirang
Contoh: Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Panji Semirang
3)
Babad,
yaitu kisah sejarah yang terkadang memuat silsilah para raja suatu kerajaan
Islam
Contoh: Babad tanah Jawi, Babd Cirebon, Babad Ranggalawe
Contoh: Babad tanah Jawi, Babd Cirebon, Babad Ranggalawe
v Seni Ukir
Seni Ukir Islam disebut Kaligrafi,
yang dapat dipahatkan pada kayu.
Contoh : Kaligrafi / ukiran yang dipahatkan pada dinding depan Masjid Mantingan, Jepara, di Masjid Cirebon terdapat pahatan berbentuk harimau
Pahatan berupa gambar tersebut disebut Arabesk
Contoh : Kaligrafi / ukiran yang dipahatkan pada dinding depan Masjid Mantingan, Jepara, di Masjid Cirebon terdapat pahatan berbentuk harimau
Pahatan berupa gambar tersebut disebut Arabesk
7)
Bidang Teknologi
Masyarakat Indonesia dari sebelum masuknya agama Hindu-Budha sebenarnya sudah memiliki budaya yang cukup tinggi. Dengan masuknya pengaruh budaya Hindu-Budha di Indonesia semakin mempertinggi teknologi yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelumnya. Pengaruh Hindu-Budha terhadap perkembangan teknologi masyarakat Indonesia terlihat dalam bidang kemaritiman, bangunan dan pertanian.
Masyarakat Indonesia dari sebelum masuknya agama Hindu-Budha sebenarnya sudah memiliki budaya yang cukup tinggi. Dengan masuknya pengaruh budaya Hindu-Budha di Indonesia semakin mempertinggi teknologi yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelumnya. Pengaruh Hindu-Budha terhadap perkembangan teknologi masyarakat Indonesia terlihat dalam bidang kemaritiman, bangunan dan pertanian.
Perkembangan kemaritiman terlihat dengan
semakin banyaknya kota-kota pelabuhan, ekspedisi pelayaran dan perdagangan
antar negara. Selain itu, bangsa Indonesia yang awalnya baru dapat membuat
sampan sebagai alat transportasi kemudian mulai dapat membuat perahu bercadik.
Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari
India dengan Indonesia terlihat pula pada pembuatan dan pendirian bangunan
candi baik candi dari agama Hindu maupun Budha.
Bangunan candi merupakan hasil karya ahli-ahli
bangunan agama Hindu-Budha yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi.
Selain itu terlihat dalam penulisan prasasti-prasastri pada batu-batu besar
yang membutuhkan keahlian, pengetahuan, dan teknik penulisan yang tinggi.
Pengetahuan dan perkenalan teknologi yang tinggi dilakukan secara turun-temurun
dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Dalam bidang pertanian, tampak dengan adanya
pengelolaan sistem irigasi yang baik mulai diperkenalkan dan berkembang pada
zaman masuknya Hindu-Budha di Indonesia. Tampak pada relief candi yang
menggambarkan teknologi irigasi pada zaman Majapahit.
8)
Sistem Kalender
Diadopsi dari sistem kalender / penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari. Oleh orang Bali, tahun Saka tidak didasarkan pada sistem Surya Pramana tetapi sistem Chandra Pramana (tahun Bulan, tahun Kamariah) dalam 1 tahun ada 354 hari. Musim panas jatuh pada hari yang sama dalam bulan Maret dimana matahari, bumi, bulan ada pada garis lurus. Hari tersebut dirayakan sebagai Hari Raya Nyepi.
Diadopsi dari sistem kalender / penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari. Oleh orang Bali, tahun Saka tidak didasarkan pada sistem Surya Pramana tetapi sistem Chandra Pramana (tahun Bulan, tahun Kamariah) dalam 1 tahun ada 354 hari. Musim panas jatuh pada hari yang sama dalam bulan Maret dimana matahari, bumi, bulan ada pada garis lurus. Hari tersebut dirayakan sebagai Hari Raya Nyepi.
Ditemukan
Candrasangkala / Kronogram ada dalam rangka memperingati peristiwa dengan tahun
/ kalender saka. Candrasangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat /
gambaran kata. Bila berupa gambar harus diartikan dalam bentuk kalimat.
9)
Sistem Pemerintahan
Digunakan aturan-aturan Islam dalam pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Terbukti dengan adanya :
Digunakan aturan-aturan Islam dalam pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Terbukti dengan adanya :
v Raja
Mataram Islam awalnya bergelar Sunan / Susuhunan, artinya dijunjung
v Raja
akan diberi Gelar Sultan jika telah diangkat atas persetujuan khalifah yang
memerintah di Timur Tengah
v Terdapat
gelar lain yaitu Panembahan, Maulana.
10)
Sosial
v Mulai
dikenal sistem demokrasi
v Tidak
mengenal adanya sistem kasta
v Tidak
mengenal perbedaan gologan dalam masyarakat
11)
Filsafat
Setelah Islam lahir berkembanglah Ilmu filsafat yang berfungsi untuk mendukung pendalaman agama Islam.
Setelah Islam lahir berkembanglah Ilmu filsafat yang berfungsi untuk mendukung pendalaman agama Islam.
v Abad 8
M, lahir dasar-dasar Ilmu Fikih. Fikih, merupakan ilmu yang mempelajari hukum
dan peraturan yang mengatur hak dan kewajiban umat Islam terhadap Tuhan dan
sesama manusia.
Dengan Fikih diharapkan umat Islam dapat hidup sesuai dengan kaidah Islam.
Dengan Fikih diharapkan umat Islam dapat hidup sesuai dengan kaidah Islam.
v Abad
ke-10 M, lahir dasar-dasar Ilmu Qalam dan Tasawuf
Qalam, merupakan ajaran pokok Islam tentang keesaan Tuhan, Ilmu teologi/Ilmu ketuhanan/ Ilmu Tauhid. Asal mula lahirnya tasawuf karena pencarian Allah karena kecintaan dan kerinduan pada Allah. Tasawuf kemudian berkembang menjadi aliran kepercayaan
Qalam, merupakan ajaran pokok Islam tentang keesaan Tuhan, Ilmu teologi/Ilmu ketuhanan/ Ilmu Tauhid. Asal mula lahirnya tasawuf karena pencarian Allah karena kecintaan dan kerinduan pada Allah. Tasawuf kemudian berkembang menjadi aliran kepercayaan
D.
KEBUDAYAAN BARAT
1.
Kebudayaan
Asing Di Indonesia
Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus
globalisasi terkadang dapat melunturkan jati diri bangsa yang begitu kental
dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia dikenal sebagai
bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik. Tapi bangsa Indonesia
tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia tanpa
melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena terkadang
globalisasi dapat menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab
bangsanya.
Kebudayaan asing yang masuk akibat era
globalisasi (perluasan cara-cara sosial antar benua), ke Indonedia turut
mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun
kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering
terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik
terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke
barat-baratan (westernisasi).
Hal tersebut terlihat dengan seringnya
orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk pub, diskotik
dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang yang
menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota
besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan
seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan
lain sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam
beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap ‘latah’
terhadap kebudayaan asing.
2.
Pengaruh Budaya
Asing di Indonesia
Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke
Indonesia, diantaranya adalah budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan
produk perkembangan di bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan
kebebasan. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki
harmoni, komando, dan kolektivitas.
Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup
membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa
ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke dalam struktur budaya bangsa
Indonesia.
Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh
“Barat” yang hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia.
Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu
komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan
suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara
barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh
tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia.
Tidak hanya Negara barat saja yang
mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur seperti Cina dan Jepang pun memberikan
derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia.
Jepang tentu saja, memberikan pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka
atas Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya hubungan dengan kepulauan
nusantara jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat
pengaruh tersendiri.
Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan
orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui
media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut
yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma
ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para
remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang barat.
Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut
dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan mode, film, sampai pada
pergaulan dengan lawan jenis.
3.
Dampak
Kebudayaan Asing di Indonesia
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh
bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua
sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di
berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial
budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap
bangsa.
Dampak
Positif
a.
Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam
budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional
menjadi rasional.
b.
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk
berpikir lebih maju.
c.
Tingkat Kehidupan Yang Lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat
komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi
penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak
Negatif
a.
Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan
barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik
untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b.
Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi
maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam
beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c.
Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok
diterapkan di Indonesia.Budaya negatif
yang mulai menggeser budaya asli
adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih
menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan lagu-lagu
Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus bangsa
tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa.
d.
Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada
beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan
memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan.
Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan
social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat
mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.
Sumber :
Narsid
Sumaatmaja, 2007, Konsep Dasar IPS, Jakarta, Unuversitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar